TIMES KENDARI, MALANG – Langkah kaki ratusan peserta menyusuri jalanan Kota Malang, Minggu pagi itu, berpadu dengan motif Batik Parang yang tercetak di jersey resmi. Fun Run TIMES Indonesia (TI) 2025 tampil berbeda tahun ini, bukan sekadar lari santai, melainkan perayaan budaya dan olahraga dalam satu napas.
Dengan tema besar Batik Nusantara Series 1, panitia memilih Batik Parang sebagai ikon utama. Pilihan ini bukan tanpa alasan. Batik Parang memiliki akar sejarah panjang sejak era Keraton Mataram Kartasura di Solo, melambangkan kesinambungan dan perjuangan tanpa henti. Filosofi itu kini dibawa ke jalanan Malang, sebagai simbol masyarakat yang bergerak maju tanpa melupakan identitas.
“Fun Run ini bukan sekadar olahraga, tetapi bagian dari rangkaian HUT ke-10 TIMES Indonesia yang kami kemas dengan tema Indonesia’s Gateway and Hub,” ujar Khoirul Anwar, CEO TIMES Indonesia.
“Kami ingin menunjukkan bahwa Indonesia adalah gerbang dan simpul yang menghubungkan banyak hal—budaya, ekonomi, hingga semangat persaudaraan. Dan hari ini, Batik Parang menjadi simbol bagaimana kita melangkah maju tanpa meninggalkan akar budaya kita.”
Antusiasme Membeludak
Target awal panitia hanya menampung 500 peserta kategori umum. Namun, antusiasme masyarakat meledak. Dalam waktu sebulan, kuota yang disiapkan sudah penuh. Tak kurang dari 700 peserta akhirnya terdaftar, termasuk 60 peserta penyandang disabilitas yang ikut serta dalam kategori khusus.
Kemeriahan semakin terasa dengan hadirnya Wali Kota Malang, Wakil Wali Kota Malang, Kapolresta Malang Kota, serta Danlanud, yang ikut melepas peserta di garis start. Jalanan seketika berubah menjadi panggung budaya olahraga, di mana masyarakat lintas usia berkumpul, berlari, dan merayakan kebersamaan.
“Sejak awal, kami menekankan jurnalisme konstruktif,” kata Pemimpin Redaksi TIMES Indonesia, Yatimul Ainun. “Fun Run TI 2025 dengan sentuhan budaya Batik Parang dan inklusivitas bagi penyandang disabilitas adalah bentuk nyata dari semangat itu. Kami tidak hanya menulis berita, tapi juga menciptakan ruang sehat, ruang kebersamaan, dan ruang optimisme. Event ini adalah jurnalisme yang bergerak, yang memberi dampak langsung pada masyarakat.”
Kolaborasi Sponsor dan Dukungan Komunitas
Kesuksesan acara ini juga tak lepas dari dukungan sejumlah sponsor besar. Mulai dari Kahf, The Shalimar Boutique Hotel, Varnion, Grand Mercure Mirama, Hot n Cream, Antangin, Pilkita, Jatim Park Grup, Kakkoii, Alamo, Biznet, Taro, Sneaker Zones, Siiplah, Infinix, Medalium, Shinzui, Softex, Jade Print ID, Fotoyu, Rumah Solusi, hingga MixMax Catering. Dukungan ini bukan hanya sebatas branding, melainkan menjadi bagian dari kolaborasi bersama untuk menghidupkan semangat sportivitas dan kebudayaan.
Cerita dari Peserta
Bagi Rini, seorang peserta dari Malang berusia 34 tahun, Fun Run ini adalah pengalaman pertama mengikuti lari massal. Ia datang bersama dua rekannya dari komunitas ibu-ibu muda. “Seru sekali. Saya biasanya hanya jogging di sekitar rumah. Tapi kali ini, suasananya berbeda, penuh warna dan energi positif. Batik Parang di jersey ini juga bikin saya merasa bangga dengan budaya kita,” katanya sambil tersenyum.
Sementara itu, Andi, salah satu peserta disabilitas, mengaku senang diberi ruang yang sama. Dengan kursi rodanya, ia menyelesaikan rute pendek yang memang disiapkan khusus. “Saya merasa dihargai. Tidak semua acara olahraga memberi tempat bagi kami. TIMES Indonesia membuat saya merasa menjadi bagian dari perayaan besar ini,” ucapnya lirih namun penuh keyakinan.
Rangkaian HUT ke-10 TIMES Indonesia
Fun Run TI 2025 hanyalah pembuka dari rangkaian panjang perayaan satu dekade TIMES Indonesia. Mengusung tema “Indonesia’s Gateway and Hub”, TIMES Indonesia ingin menegaskan posisinya sebagai simpul informasi, edukasi, dan gerakan sosial. Setelah Batik Parang, akan hadir Series 2 dan Series 3 dengan batik khas Nusantara lainnya, sebelum berlanjut ke tema berbeda di tahun-tahun berikutnya.
Dalam konteks inilah, Fun Run tidak hanya dilihat sebagai agenda olahraga tahunan, melainkan panggung diplomasi budaya. Motif batik yang dibawa ke jalan raya bukan sekadar corak kain, melainkan simbol narasi besar: Indonesia yang kaya tradisi, inklusif, dan penuh energi untuk terus bergerak maju.
Bagi masyarakat Malang, pagi itu akan selalu dikenang. Bukan hanya karena ribuan langkah kaki yang berlari bersama, tetapi juga karena pesan kuat yang tertulis di setiap hela napas: kebersamaan, kesehatan, dan kebudayaan bisa berjalan beriringan. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: TIMES Indonesia Fun Run 2025: Batik Parang Jadi Simbol Langkah Budaya di Jalanan Malang
Pewarta | : Imadudin Muhammad |
Editor | : Imadudin Muhammad |