https://kendari.times.co.id/
Berita

Kolaborasi Wanapala Tasikmalaya Lestarikan Cagar Geologi Peninggalan Zaman Purba

Minggu, 15 Juni 2025 - 22:59
Kolaborasi Wanapala Tasikmalaya Lestarikan Cagar Geologi Peninggalan Zaman Purba Ketua Wanapala dan anggota Dera Sukma Apriadi (kanan) dan Risa Apriliani saat menanamkan pohon di bantaran sungai wilayah Pasirgintung, Cibuniasih, Pancatengah, Tasikmalaya. Minggu (15/6/2025) sore (FOTO : Harniwan Obech/TIMES Indonesia)

TIMES KENDARI, TASIKMALAYA – Keprihatinan terhadap kelestarian lingkungan dan keberadaan situs geologi bersejarah mendorong puluhan anggota Wanapala Tasikmalaya dan Karang Taruna Desa Cibuniasih untuk turun tangan menjaga warisan alam yang tak ternilai.

Aksi konsep realisasi konservasi alam ini berlangsung di Kawasan Batu Jasper yang menjadi  peninggalan zaman purba yang berada di aliran sungai wilayah Pasirgintung, Desa Cibuniasih, Kecamatan Pancatengah, Kabupaten Tasikmalaya. Minggu (15/6/2025).

Batu Jasper yang dikenal sebagai batu merah purba dengan karakteristik unik merupakan hasil lontaran letusan gunung purba jutaan tahun lalu.

Situs geologi ini menjadi satu-satunya tempat di Kabupaten Tasikmalaya yang memiliki endapan Jasper alami dan potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan konservasi sekaligus destinasi geowisata edukatif.

Ketua-Wanapala-dan-anggota-Dera-Sukma-Apriadi-b.jpgBupati Tasikmalaya H. Cecep Nurul Yakin saat berada di depan batu Jasper di bantaran sungai di wilayah Pasirgintung, Cibuniasih, Pancatengah, Kabupaten Tasikmalaya. Minggu (15/6/2025) sore (FOTO : Harniwan Obech/TIMES Indonesia)

Namun, kondisi lokasi cagar geologi Jasper saat ini cukup mengkhawatirkan.

Abrasi tanah di bantaran sungai, potensi longsor, hingga tangan-tangan jahil yang tidak bertanggung jawab menjadi ancaman serius bagi kelestarian batu purba tersebut. 

Menyikapi kondisi ini, para pecinta alam dan pemuda desa bergandengan tangan untuk menyelamatkan lingkungan melalui aksi nyata penanaman pohon dan pembersihan area sekitar batu Jasper.

Ketua Kelompok Pecinta Alam Wanapala Tasikmalaya, Dera Sukma Apriadi, menegaskan bahwa kegiatan ini lahir dari kepedulian terhadap warisan alam yang hampir terlupakan.

"Kami merasa terpanggil untuk menjaga batu peninggalan ini dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Batu Jasper ini sangat langka dan hanya bisa ditemukan di sungai yang ada di Kecamatan Pancatengah," ungkap Dera, Minggu (15/6/2025) sore.

Dalam kolaborasi ini menurut Dera  pihaknya bersama Karang Taruna Desa Cibuniasih merancang program konservasi terpadu dengan tiga tahapan utama yakni Penanaman Pohon di Area Cagar Geologi Jasper di mana lokasi pertama yang menjadi sasaran adalah bantaran sungai tempat keberadaan batu Jasper.

"Penanaman pohon di lokasi ini bertujuan mengurangi abrasi, memperkuat struktur tanah di sekitar sungai, dan mengembalikan fungsi alami kawasan sebagai sumber air, saya berharap, kegiatan simbolis penanaman oleh Bupati Tasikmalaya nantinya bisa memperluas gaung program ini di masyarakat luas.

Kemudian Rehabilitasi Sumber Mata Air Produktif Warga, tahap kedua ini menurutnya  akan difokuskan pada area-area mata air yang selama ini dimanfaatkan warga sebagai lahan pertanian produktif.

Penanaman kembali tanaman penyerap air diharapkan mampu mengembalikan fungsi ekologis mata air, sekaligus menjadikannya sebagai sumber penghidupan berkelanjutan.

"Dan kita akan melakukan pemulihan di 38 titik mata air di Desa Cibuniasih, berdasarkan data Karang Taruna dan komunitas pecinta alam, terdapat setidaknya 38 titik mata air di Desa Cibuniasih yang memerlukan rehabilitasi melalui penanaman kembali vegetasi alami," terang Dera

Dera menambahkan jenis tanaman yang dipilih dalam program ini bukan sembarangan.

Semuanya memiliki karakteristik sebagai tanaman penyerap dan penyimpan air yang efektif diantara tanaman Kawung (Aren), Picung (Pangium edule), Randu (Kapuk), Caringin (Ficus benjamina), Kiara (Ficus fistulosa)

Tanaman-tanaman menurut Dera diharapkan dapat memiliki peran ekologis penting dalam menjaga debit mata air, mencegah longsor, serta meningkatkan keanekaragaman hayati lokal.

"Ya varietas tanaman merupakan  jenis pohon endemik dan adaptif, yang diharapkan sejalan dengan prinsip forest for water atau hutan sebagai penyimpan air."tandas Dera.

Bupati Tasikmalaya H. Cecep Nurul Yakin yang hadir pada gelaran aksi jaga lingkungan ini mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi kegiatan ini. 

"Saya apresiasi dan ucapkan terima kasih atas kegiatan ini, kita para birokrasi terus bergerak kelapangan, untuk melihat swcara langsung apa yang menjadi permasalahan di masyarakat saat ini,"ungkapnya.

Cecep kepada ratusan peserta kegiatan yang saat itu dilokasi batu Jasper  berpesan agar 

"Dihadapan saya adalah batu jasper, warnanya merah ati, ada yang menyebut batu ati ayam, ini masuk katagori permata termasuk batuan langka, maka saya berpesan mari kita jaga alam ini jangan sampai batu ini diambil oleh orang yang memiliki kepentingan sesaat,"pungkas Cecep.

Apresiasi tidak hanya datang dari Bupati Tasikmalaya Cecep Nurul Yakin, inisiatif yang digagas oleh Wanapala dan Karang Taruna Desa Cibuniasih mendapat apresiasi dari Ketua Forum Komunikasi Pecinta Alam Tasikmalaya (FKPAT) Miftah Rizky.

Menurut Miftah yang akrab disapa Babol kegiatan ini merupakan  contoh baik kolaborasi antara komunitas pecinta alam dan pemuda desa dalam menjaga warisan bumi. Dukungan dari pemerintah daerah, dunia pendidikan, hingga sektor swasta sangat dibutuhkan agar program ini tidak berhenti hanya sebagai kegiatan sesaat.

"Apresiasi dan angkat jempol, melalui sinergi yang kuat, keberadaan batu Jasper sebagai jejak letusan gunung purba di Tasikmalaya bisa tetap lestari, sekaligus menjadi simbol kebangkitan ekowisata dan gerakan lingkungan yang dimotori oleh generasi muda."ucap Babol.

Babol yang menakhodai 116 kelompok pecinta alam yang tergabung dalam FKPAT menambahkan keberadaan batu Jasper di Pancatengah seharusnya tidak hanya dilihat sebagai peninggalan purba, melainkan juga sebagai potensi besar dalam pengembangan wisata geologi (geowisata) dan edukasi lingkungan.

Cagar geologi seperti Jasper dapat menjadi laboratorium alam terbuka bagi pelajar, peneliti, hingga wisatawan, asalkan dijaga dan dikelola secara bijak.

“Situs Jasper ini bisa dijadikan sebagai kawasan wisata edukatif berbasis konservasi. Kalau ini bisa ditata dengan baik, akan memberi manfaat ekonomi juga bagi warga sekitar, dengan catatan tentunya dukungan dari masyarakat setempat dengan tetap menjaga kelestariannya jangan sampai terbalik menjadi rusak ”pungkas Babol. (*)

Pewarta : Harniwan Obech
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Kendari just now

Welcome to TIMES Kendari

TIMES Kendari is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.